Kulihat Ibu Pertiwi
Mengangkat kaki menginjak duri
Luka kakinya Ibu Pertiwi
Hingga teriak tangis dalam sanubari
Kulihat dijalan sudah tumpah ruah
Ada yang memakai sepatu dan celana jeans
Serta tak lupa dengan toa di tangan dan karton di atas kepala
Jangan lupa semangat dan doa orang tua
Kini usia Ibu Pertiwiku sudah 75 tahun
Rumah yang nyaman untuk berteduh
Kekayaan alam yang melimpah
Namun kini manusia nya menangis dengan tersedu
Ibu Pertiwiku sedang menjerit
Melihat otak penguasa yang sedang sakit
Penantang maju melihat langit
Menghadapi penguasa yang senang berkelit
Melihat penguasa sedang mengukur
Kita tau doa di sepertiga malam itu sangat manjur
Namun ternyata ada satu hal lagi yang sangat akur
Pengesahan tengah malam yang sangat takabur
Siapa lagi yang akan menghibur Ibu Pertiwi kita
Ibu sedang dirundung sedih
Melihat janji yang kini tinggal janji
Tapi rakyatnya seperti dijadikan sapi
Merajut asa dengan suara dan hati
Panjang perjuanganmu wahai pejuang nurani
Doa dan harapan akan selalu kami sertai
Demi melukis senyum Ibu Pertiwi
Penulis: Arya Denika
mantabs
BalasHapusmantab ce
BalasHapusPosting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya