Photo by Spencer Selover from Pexels |
Memaafkan (forgiveness) adalah jalan keluar untuk masalah ini. Melapangkan dada atas luka lama akan menghadirkan ketenangan. Namun, dalam praktiknya, mencoba untuk memaafkan tidaklah semudah membalik telapak tangan.It's easier said than done!
Lantas mengapa begitu susah untuk memaafkan? Jawabannya boleh jadi karena kita belum terlalu memahami cara kerjanya.
Apa kata sains tentang forgiveness?
Para ahli telah melakukan kajian saintifik tentang memaafkan, termasuk hubungannya dengan aspek mental lain seperti Mindfulness. Beberapa kegiatan forgiveness training pun dilakukan untuk melihat pengaruh memaafkan terhadap manusia.
Hasil yang didapat menunjukan bahwa dengan memaafkan ,secara signifikan, rasa sakit yang dialami seseorang berkurang. Belajar memaafkan juga meningkatkan kesehatan psikologis dan fisiologis, serta dapat mencegah terjadinya luka yang sama terjadi di masa depan.
Hasil dari penelitian lainnya menemukan fakta bahwa belajar memaafkan dapat mengubah hidup seseorang. Diketahui bahwa forgiveness dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. Selain itu, belajar memaafkan juga dapat membantu mengurangi depresi berkepanjangan serta meningkatkan rasa optimis dalam hidup.
Apa kata islam tentang forgiveness?
Dalam surah An-Nur ayat ke 2, Allah SWT berfirman:
“…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Dalam ayat ini Allah SWT memberi tahu kepada orang-orang yang beriman apa motivasi terbesar untuk menekan ego dan memaafkan orang lain, bahkan sebelum orang tersebut meminta maaf.
Kita memaafkan semata-mata karena Allah. Inilah keutamaan untuk memaafkan. Tidak ada tempat bagi ego yang besar jika kita ingin diampuni oleh Allah SWT.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan. " (HR Ath- Thabrani)
5 Tips untuk Memaafkan
Untuk memaafkan kita tidak hanya membutuhkan satu cara saja, melainkan ada beberapa keahlian (skill) yang dapat kita kombinasikan.
1. Penerimaan (Acceptance)
Memaafkan, kita harus menerima masa lalu. Bukan berarti kita harus menyukai apa yang telah terjadi atau berkewajiban untuk menghentikannya, tetapi kita hanya perlu menyadari bahwa hal itu telah terjadi dan tak dapat dicegah.
2. Regulasi Emosi (Emotional Regulation)
Penelitian menunjukan bahwa kita tidak dapat menekan emosi negatif. Karena itu, lebih baik untuk menyadari emosi yang hadir dalam diri kita. Cobalah untuk mengenali emosi-emosi tersebut dan memberi label untuk masing-masing emosi tersebut. Lalu cobalah untuk bereaksi dengan tenang.
3. Empati dan kasih sayang (Empathy and compassion)
Berempati dapat membuat kita merasa apa yang orang lain rasakan dan hal ini dapat menjadi solusi yang sangat membantu memaafkan.
Jika berempati membuat kita dapat memahami rasa sakit orang lain, rasa kasih sayang mendorong kita untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi penderitaan itu.
Terakhir
Ada 86.400 detik dalam satu hari. Tanyakan pada diri sendiri apa yang kita lalui sepanjang waktu itu.
Sebagian dari kita memilih untuk lebih fokus terhadap kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap dirinya lalu memendam rasa kecewa dan luka itu hingga kesehatan fisik dan jiwanya terganggu. Sebagian lain berusahan untuk berlapang dada sehingga lebih disibukkan pada hal-hal yang membuatnya lega dan bahagia.
Penulis: Ayu Olivia
Sumber:
https://positivepsychology.com/psychology-of-forgiveness/
http://assalaamfoundation.org/library/studyroom/khutbah/the-importance-of-forgiving-others
https://quran.kemenag.go.id/sura/24
Posting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya