Tidak adil jika Sirakus membagi sepotong kue sama rata untuk Silapar dan Sikenyang. Kalaupun kue itu ditimbang, pasti dengan timbangan miring.
Kemudian, Sikuat dan Sikuasa hanya merenungi pembagian tersebut?! Apa karena mereka sudah menjadi terlalu baik. Sehingga segalanya perlu direnungkan terlebih dahulu.
Silapar hanya bisa menurut. Ia tidak pernah berpikiran untuk protes apalagi melawan. Ia hanya bersyukur atas karunia yang diberikan.
Selanjutnya, siapa yang bertanggung jawab atas ketidakadilan itu. Sirakus? Sikenyang? Atau Sikuat dan Sikuasa?
Mereka semua memang sepantasnya bertanggungjawab.
Namun, saya sebagai Sipenonton merasa bersalah mengapa tidak ikut serta dalam hal tersebut. Setidaknya, dari Sipenonton mungkin saya bisa berubah menjadi Sipenolong, layaknya pahlawan kesiangan.
Tapi sudahlah, semua telah terjadi dan rasa sesal ini seperti ingin dihukum saja.
Penulis: Alberto Fadhlullah
Tidak ada kata terlambat bukan? Si penonton masih punya waktu untuk tidak sekedar menonton
BalasHapusSemoga kita yang saat ini masih menjadi Si penonton suatu saat bisa menjadi Si Penolong
BalasHapusBeruntunglah si penonton setidaknya ia sudah memiliki keresahan dan ga menutup kemungkinan ia menjadi Sipenolong di garis terdepan🔥
BalasHapusPosting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya