Menyapu pandangan permukaan laut
rasakan cerah cuaca menyengat
dibibir laut matahari berbisik
“datang dan tapakilah”
Sengaja lelaki ini
Berada disini, selepas gulana yang melanda
Merentas pundaknya, tersampir resah mendalam
Seakan pengorbanannya dipecundangi,
pecah tak terawat
Sebuah jejak perjalanannya di perlintasan,
membisu kesepian
Dalam perenungan seluas lautan,
menyisakan janji ditautkan
‘jangan membenci dirimu terlalu dalam’
Lelaki ini, miliki jiwa seluas lautan
tanpa disadari, disematkannya kenangan kelam
yang belum dilarung
menyimpan resah melengking
dan sedih mengumandang
Kini, telah usai
sadar resah gulana itu
tidak sebanding dengan luas lautannya
Jiwa luka, menguras impian,
menutupi luas lautannya
Jiwa sunyi, mengebiri tanya
merampas luas lautannya
Setelah mampu memeluk kembali lautannya
lelaki ini menyulam ria dalam kebahagiaan
Dibawah pohon Santigi, menjawab semua kesedihan dan airmata
Dan pesisir laut itu berkata
‘hadapi dan tersenyumlah’
Karya: Sultan Musa (Samarinda - Kalimantan Timur)
Posting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya