Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah mindfulness pada webinar yang bertemakan psikologi atau self-development. Tak jarang pula kita temui topik ini sering disandingkan dengan beberapa aktivitas kehidupan kita, misalnya mindful parenting, mindful eating, mindful writing, dll. Tapi apa sebenarnya mindfulness itu? Apakah makna mindfulness hanya sebatas "kesadaran"? Mari kita lihat ulasan selengkapnya di bawah ini.
Definisi Mindfulness dari Para Ahli
Jika berbicara tentang definisi tentunya kita perlu merujuk pada penjelasan dari para ahli. Berikut rangkuman dari definisi Mindfulness.
- CHRISTOPHER K. GERMER: Mindfulness adalah sebuah keterampilan yang memungkinkan kita menjadi tidak terlalu reaktif terhadap apa yang terjadi pada saat itu (present moment). Mindfulness adalah cara untuk berhubungan dengan semua jenis pengalaman, baik itu positif, negatif, dan/atau netral, sehingga menurunkan tingkat penderitaan dan meningkatkan rasa sejahtera (well-being).
- WILLIAM C. COMPTON & EDWARD HOFFMAN: Mindfulness adalah proses memusatkan perhatian pada pengalaman yang terjadi pada saat ini sehingga memunculkan keterbukaan (openness) dan fleksibilitas (flexibility). Proses ini juga termasuk menjadi sepenuhnya hadir dan sadar pada aktivitas sehari-hari.
- KIRK WARREN BROWN & RICHARD M. RYAN: Salah satu ciri dari kesadaran (consciousness) yang berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan (well-being) manusia.
Selain dari definisi di atas, terdapat pula penjelasan dari para ahli lainnya yang menekankan bahwa mindfulness merupakan kesadaran dari momen ke momen tanpa penghakiman. Artinya, jika seorang individu berada pada kondisi yang mindful maka ia akan sangat merasa sadar akan eksistensi dirinya dan lingkungan yang mengelilinginya tanpa memberikan penghakiman atasnya.
Mindfulness VS Mindlessness
Agar lebih mudah memahami makna dari mindfulness maka kita juga perlu mengetahui lawan kata dari istilah ini yaitu mindlessness.
Mindfulness adalah kebalikan dari autopilot yaitu aktivitas ketika kita tidak benar-benar sadar akan apa yang sedang kita alami atau lakukan. Ibarat sebuah pesawat, sistem autopilot akan memungkinkan pesawat tersebut beroperasi tanpa harus dikendalikan secara langsung oleh pilot. Begitu pula dengan manusia, ketika kita berada pada kondisi yang mindless maka kita tidak sedang sepenuhnya menyadari dan mengontrol diri kita. Salah satu contohnya adalah ketika kita tidak menyadari aktivitas apa yang baru saja kita lakukan atau siapa nama orang yang baru saja kita temui.
Menjadi mindful berarti bangun dan mengenali apa yang terjadi pada saat ini (present moment). Kita sering kali tidak sadar dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Seringkali, kita terjebak dalam pikiran kita sendiri yang apabila diilustrasikan serupa dengan kondisi lalu lintas pada saat busy hour.
Mindfulness, menjadikan kita dapat memusatkan perhatian pada aktivitas yang sedang dikerjakan. Ketika kita benar-benar memusatkan perhatian artinya pikiran kita tidak sedang memikirkan masa lalu ataupun masa depan. Kita juga tidak menilai/menghakimi atau menolak apa yang terjadi saat ini. Perhatian penuh semacam ini dapat menghasilkan energi, pikiran yang jernih, dan kegembiraan.
5 Dimensi Mindfulness
Untuk mengetahui apakan kita sedang berada pada kondisi yang mindful atau tidak maka kita dapat melihatnya melalui 5 dimensi mindfulness. Studi yang dilakukan oleh Baer, Smith, Hopkins, Krietemeyer, dan Toney (2006), menyimpulkan bahwa mindfulness itu dapat dikonseptualisasikan sebagai konstruksi yang multifaset. 5 dimensi mindfulness yaitu mengamati (observe), mendeskripsikan (describe), bertindak dengan kesadaran (act with awareness), tidak menghakimi (non judge), dan tidak bereaksi (non react).
- Mengamati (Observe): Dimensi ini terjadi ketika seorang individu memperhatikan apa yang terjadi saat ini tanpa menilai apa pun atau memikirkan masa lalu.
- Mendeskripsikan (describe): kemampuan seseorang untuk merasakan dan menandai kognisi dan emosi yang dialaminya seperti yang terjadi ketika seseorang dapat menggambarkan emosi dan pikirannya ke dalam kata-kata.
- Bertindak dengan kesadaran (act with awareness): kehadiran individu pada saat ini. Dengan kata lain, orang tersebut tidak melayangkan pemikiran ke tempat lain.
- Tidak menghakimi (non judge): kemampuan seseorang untuk cenderung objektif dan tidak menghakimi pikiran, pengalaman, dan perasaan.
- Tidak bereaksi (non react): kemampuan untuk tenang dalam memahami perasaan dan pikiran serta tidak menunjukkan reaksi apapun terhadapnya.
Apabila ciri-ciri dari 5 dimensi ini terpenuhi maka kita bisa saja berada pada kondisi yang mindful, walaupun untuk mengetahui hasil yang lebih tepat perlu dilakukan asesmen melalui instrumen khusus (Contoh: Five Facets of Mindfulness Questionnaire). Berkaitan dengan 5 dimensi yang disebutkan di atas, urutan penyebutan tidak berarti masing-masing dimensi harus dipenuhi secara bertahap. Artinya, masing-masing individu memiliki kecenderungan pada dimensi yang berbeda-beda.
Referensi:
- Compton, W. C. & Hoffman, E. (2013). Positive Psychology: The Science of Happiness and Flourishing. Wadsworth: Cengage Learning.
- Brown, K., & Ryan, R. (2003). The benefits of being present: Mindfulness and its role in psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 84(4), 822–848
- Germer, C. K. (2005). Mindfulness What Is It? What Does It Matter? in Mindfulness and Psychotherapy.
Posting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya