Istilah toxic productivity di kalangan generasi milenial mungkin sudah tidak asing lagi, produktif diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan bermanfaat yang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu dengan mengefisiensikan waktu sebaik mungkin. Namun, apakah sibuk sudah pasti produktif ?
Sibuk mengerjakan tugas, sibuk mengejar deadline, sibuk organisasi, atau kesibukan-kesibukan yang dianggap produktif lainnya hingga mengesampingkan hal yang lebih penting seperti kebutuhan makan, minum, istirahat, atau bahkan bersosialisasi ?
Menurut Dr. Julie Smith, seorang psikolog klinis dari Hampshire, Inggris-, “toxic productivity adalah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal”. Berawal dari kecanduan sibuk, hingga merasa bersalah jika hanya menghabiskan waktu tanpa melakukan apapun (istirahat) atau melakukan hobi yang bertentangan dengan produktivitas, hal ini justru akan memicu timbulnya toxic productivity yang ditakutkan akan melekat dalam keseharian.
Toxic Productivity dipicu oleh kondisi hustle culture yang menuntut agar menjadi pribadi yang dapat bekerja/berusaha lebih keras dan cepat sehingga kamu terbentuk menjadi individu yang lebih kompetitif. Selain itu, adanya penilaian produktivitas dengan membandingkan pencapaian diri dengan orang lain, dengan begitu kamu terus dituntut untuk bergerak lebih cepat dalam satu waktu.
Ciri-Ciri Toxic Productivity
1. Berekspektasi terlalu Tinggi terhadap Diri Sendiri
Memberi standar yang terlalu tinggi bagi diri sendiri untuk mencapai tujuan dapat memicu stres atau kecemasan berlebih karena tidak mampu mencapai goals yang sudah dibuat.
2. Sulit untuk Beristirahat
Selalu merasa bersalah untuk beristirahat sejenak, menganggap istirahat hanya bagian dari kegiatan membuang-buang waktu dan tidak ada gunanya.
3. Terlalu Memforsir Diri Sendiri
Meski merasa lelah dan jenuh dalam melakukan pekerjaan, kamu merasa dirugikan jika harus menjeda pekerjaan walau hanya sebentar, sehingga melewatkan waktu istirahat, bahkan waktu makan hingga pekerjaan berhasil diselesaikan.
Dampak Toxic Productivity
1. Burnout
Merasa hilang minat atau merasa hambar terhadap kegiatan yang disukai sebagai rutinitas seperti hobi, kebiasaan dan lainnya. Jika kamu mengalaminya maka toxic productivity ini akan menghambat produktivitasmu.
2. Stres
Terlalu banyak tekanan dari pekerjaan dan permasalahan lainnya menyebabkan kamu rentan terkena stres, sekaligus dapat memperburuk kesehatan jika stres ini dilampiaskan dengan sesuatu yang buruk seperti merokok, atau minum-minuman beralkohol.
3. Membahayakan Kesehatan
Kebiasaan merasa bersalah jika melakukan aktifitas lain membuat pola makan, tidur, dan kebutuhan bersosialisasi diabaikan, tanpa disadari kondisi kesehatanmu menurun seperti menderita sakit maag akibat jarang makan dan dehidrasi akibat kurang minum.
Lakukan introspeksi diri dan ubah mindset bahwa produktif bukan suatu keharusan yang terus-menerus dilakukan, kamu butuh quality time untuk mengisi energi. Karena bukan hanya tubuh yang membutuhkan istirahat namun juga pikiranmu.
Jika kamu sedang mengalami atau termasuk kedalam beberapa ciri diatas, segera lakukan perubahan baik terhadap dirimu. Sadari seberapa tinggi limit kemampuanmu dan lakukan manajemen waktu yang lebih baik lagi.
Sibuk dengan kegiatan sehari-hari dan kebingungan dengan arti syarat makna hidup seperti apa yang harus dijalani.. huffttt https://www.baceday.com/2022/05/makna-lagu-tulus-kelana.html
BalasHapusPosting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya