Setiap orang akan mengalami fase hidup dimana hanya ada dua pilihan. Pertama, ia memilih pergi sejauh mungkin, ketempat dimana hanya ada rindu yang ia pikirkan. Kedua, memilih bersama… memeluk luka agar kelak tak ada kata menyesal karena telah pergi. Seperti lagu Banda Neira “Di Berada” dalam albumnya “Berjalan lebih Jauh” yang begitu dalam jika resapi maknanya.
[Verse 1]
Oh, Ibu tenang sudah
Lekas seka air matamu
Sembapmu malu dilihat tetangga.
Oh, Ayah mengertilah
Rindu ini tak terbelenggu
Laraku setiap teringat peluknya.
Lirik pertama ini dilatarbelakangi saat kata bahagia beriring sedih. Bagaimana tidak, seorang yang telah lama berdiam diri di rumah pada akhirnya mendapat panggilan kerja. Bahagia karena akan memulai fase hidup penuh petualangan baru, lalu sedih karena ada jiwa yang ditingalkan di sisi rumah.
Menyusun buku latihan soal yang berserakan sejak bulan lalu, mengemasi pakaian kedalam koper besar dan mematung lama memandang seisi kamar.
Ada bendungan air mata tak terlihat saat pertama keluar melangkah dari pintu. Tak tertahan, lalu hancur mengalir turun membasahi kerudungnya yang terlihat lusuh. Ohhh ibu, begitu beratkah kau melepas anakmu ini pergi?.
[Verse 2]
Kini kamarnya teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari dia tiap pagi
Entah kenapa, cinta itu mengakar lebih dalam justru saat kita telah pergi. Menjadi subur tersiram kerinduan setiap saat, mengingat dan merawat semua kisah hangat tersinari.
Anakmu disini sedang belajar...
Menghidupi dirinya sendiri dengan tangannya sendiri...
Kelak jika waktunya telah tiba ia akan bergegas kembali...
[Chours]
Dan jika suatu saat
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya 'kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti
Pulang ke rumah (pulang ke rumah)
Doa-doamu laksana pelindung diri yang lemah. Nasihatmu akan terus dijaga. Jika sekarang kita harus terpisah, yakinlah itu hanya untuk sementara.
Berilah Ridhomu…, anakmu akan segera berjuang mengejar mimpinya.
Berilah restumu…, agar kelak langkahnya tak kan surut terbebani.
Sejauh apapun dia melangkah pergi, kelak ia akan pulang. Pulang kepelukan hangat seorang ibu. Jika Allah telah takdirkan kita terpisah didunia ini, semoga Allah pertemukan kita kelak, di surganya nanti.
Doa untuk kita semua yang sedang berjuang dan Al-fatihah untuk ibu yang telah lebih dulu pergi.
---
Kontributor : Rahmat Juniansyah
Posting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya