Buku Things Left Behind
Buku Things Left Behind merupakan kisah nyata dari pengalaman seorang pengurus barang-barang milik orang yang telah meninggal dunia dengan berbagai penyebab kematian yang beragam. Ada yang meninggal secara natural karena penyakit, kasus pembunuhan, adapula yang memang sengaja mengakhiri hidupnya karena berbagai masalah yang tak sanggup dipikulnya, ada yang jenazahnya langsung ditemukan dan ada yang berminggu-minggu baru tercium bau busuknya.
Sebagian besar kasus yang diceritakan di sini memiliki kesamaan, yaitu meninggal dalam kesepian. Tanpa keluarga yang membersamai, tanpa tetangga yang peduli, sehingga harus menelan perihnya kehidupan sendirian.
Cerita-cerita dalam buku ini penuh dengan pesan yang menyentuh, yaitu tentang begitu berharganya sebuah kehidupan, begitu berartinya kasih sayang keluarga, persahabatan, dan kepedulian yang kini semakin dipertanyakan. Seperti yang kita ketahui, Korea Selatan memiliki tingkat kasus bunuh diri yang cukup tinggi. Di tempat-tempat kejadian kasus bunuh diri, seringkali ditemukan secarik kertas yang berisikan beratnya beban hidup almarhum, yang ditekan oleh standar pencapaian sekitarnya. Andai dia mau bercerita, ada yang mau mendengarkannya, semua ini tak akan terjadi. Namun, sudah terlambat.
Part Termiris
Kisah pilu lainnya yang mendominasi adalah tentang orangtua yang sudah sepuh hidup sendirian karena anak cucunya tinggal jauh di luar kota. Mereka sakit-sakitan namun memilih menyembunyikan penyakitnya karena tak ingin merepotkan anaknya. Hidup sendiri, dalam kesepian, dan memilih menyerah dalam hidupnya. Sang anak pun jarang menanyakan kabarnya. Para tetangga yang saling peduli menambah buruknya situasi ini.
Keluarganya baru datang saat mendengar kabar kematiannya, ada yang benar-benar menyesal karena tidak menemani sampai akhir hidupnya, ada yang datang hanya untuk mengambil sejumlah harta peninggalan almarhum lalu pergi lagi seolah tak terjadi apa-apa.
Bercerita Tentang Perjuangan
Di samping kisah orang-orang yang telah tiada, di sini juga penulis menyadarkan bahwa pekerjaan mereka sebagai pengurus barang-barang orang yang sudah meninggal itu bukanlah hal yang mudah. Sama sekali tak mudah. Pekerjaan ini seringkali dipandang sebelah mata, bahkan ada cerita saat mereka diusir dari beberapa tempat karena takut terkena sial seusai membereskan tempat orang meninggal, entah itu takut tercium bau busuknya atau tak jarang juga yang menganggap roh-roh orang meninggal menempel pada mereka. Diceritakan juga secara detail bagaimana berjuangnya mereka saat membereskan tempat-tempat tersebut, sterilisasi udara dari bau busuk jenazah, menangani sampah-sampah yang ditumpuk dan sudah berbelatung, membersihkan kamar mandi yang penuh dengan kotoran almarhum, dan setumpuk pekerjaan tak menyenangkan lainnya.
Saat berpikir pekerjaannya yang begitu berat, mereka tersadarkan bahwa, "Kita ini dibutuhkan, kalau bukan kita yang mengerjakannya, mau siapa lagi?" Mereka adalah orang-orang tulus yang menghibur diri sendiri dengan kalimat, "Kami adalah orang-orang yang membantu mereka pindah ke Surga".
Terinspirasi dari buku inilah, muncul K-Drama berjudul "Move To Heaven" tahun 2021.
Penulis - Anna Nurshofa
Baca Review Buku Lainnya
Posting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya