Abu Dzar Al-Ghifari adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku Ghifar. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki keteguhan hati, berpikiran matang dan visioner.
Dalam perang Tabuk disebutkan bahwa Rasulullah ï·º mendapat laporan bahwa Abu Dzar ketinggalan dan memperlambat untanya, maka beliau mengatakan, “Biarkan dia! Apabila ada pada dirinya kebaikan, maka Allah akan mengikutkannya pada kalian. Jika selain itu, maka Allah membebaskan kalian darinya.” Abu Dzar pun mencela untanya. Ketika untanya benar-benar lambat, makai a mengambil barang-barangnya dan memanggulnya di punggungnya. Kemudian ia keluar mengikuti jejak Rasulullah ï·º dengan berjalan kaki. Kemudian Rasulullah beristirahat dalam salah satu rumahnya. Salah seorang umat muslim memandangi beliau. Melihat pandangan sahabat ini, maka Rasulullah ï·º bersabda, “Jadilah kamu Abu Dzar.”
Ketika orang-orang memperhatilannya, maka mereka mengatakan, “Wahai Rasulullah, demi Allah, ia itu adalah Abu Dzar.” Mendengar komentar sahabat tersebut, maka Rasulullah ï·º menjelaskan, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Abu Dzar, berjalanan sendirian, meninggal dunia sendirian, dan dibangkitkan sendirian.”
Waktu pun berlalu dan datanglah periode pemerintahan Utsman bin Affan, dan Abu Dzar menetap di Ar-Ribdzah. Menjelang kematiannya, ia berpesan kepada istri dan anak-anaknya, “Apabila aku meninggal dunia, maka mandikan dan kafanilah aku. Kemudian bawalah aku dan letakan di tepian jalan. Apabila ada kendaraan pertama melewati kalian, maka ucapkanlah, “Ini adalah Abu Dzar.” Ketika meninggal dunia, maka mereka melaksanakan wasiat Abu Dzar tersebut.
Beberapa saat kemudian muncullah kendaraan yang tidak mereka ketahui hingga para penumpangnya menundukan kepalanya. Ternyata ia adalah Abdullah bin Mas’ud bersama sejumlah penduduk Kufah. Abdullah bin Mas’ud pun turun dan bertanya, “Apa ini? Salah seorang anak-anaknya menjawab, “Jenazah Abu Dzar.” Mendengar jawaban anak tersebut maka Abdullah bin Mas’ud pun menyambutnya dan tenggelam dalam tangisan seraya mengatakan, “Sungguh benar Rasulullah ï·º yang bersabda, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Abu Dzar, berjalanan sendirian, meninggal dunia sendirian, dan dibangkitkan sendirian.”
Lalu, mereka memandikannya dan mengkafaninya, serta menyalatkannya dan memakamkannya. Ketika mereka ingin pergi, putrinya berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Abu Dzar mengucapkan salam kepada kalian dan bersumpah agar kalian tidak berkendara terlebih dahulu sebelum makna.” Mereka pun mengikuti keinginanya. Mereka pun membawa istri dan anak-anaknya Abu Dzar hingga sampai ke Makkah. Mereka juga memberitahukan kematian Abu Dzar tersebut kepada Khalifah Utsman bin Affan dan ia pin mengasuh putri dan keluarganya.
Dalam sebuah riwayat lain, Abdullah bin Mas’ud membawa kabar kepada Utsman bin Affan karena kedekatannya dengan Abu Dzar. Mendengar indormasi kematian Abu Dzar ini, maka Utsman bin Affan mengatakan, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Abu Dzar dan mengampuninya ketika memutuskan untuk menetap di Ar-Ribdzah. Lalu ia mengasuh anak-anak dan keluarga Abu Dzar bersama anak-anak dan keluaganya.
Refrensi : Biografi Utsman bin Affan, Karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Posting Komentar
Gunakan kata yang baik dan sopan dalam berkomentar ya